- Edisi 8 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 15-19
- Edisi 7 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 11-14
- Edisi 5 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 6-7 (Bagian 2)
- Israel Kembali Membom 2 (dua) sekolah di Gaza. 80% Korban adalah Anak-anak
- Ibrah dari Dua Momen Bersejarah di Bulan Dzulhijjah
- Sayyidul Istighfar
- Karena Tak Miliki Visa Haji, Sebanyak 24 Jamaah Asal Indonesia Ditangkap Polisi Saudi
- Edisi 6 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 8-10
- Edisi 4 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 6-7 (Bagian 1)
- Raudhah, Taman dari Taman Surga di Masjid Nabawi
Edisi 5 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 6-7 (Bagian 2)
Melanjutkan
penjelasan di edisi sebelumnya, dari ayat 6-7 surat Al ‘Alaq, maka pelajaran
yang bisa kita petik agar kita tidak bersikap melampaui batas, maka jadilah
orang yang selalu merasa butuh kepada Allah ta’ala. Allah ‘azza wa jalla mengingatkan,
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ
الْحَمِيدُ
Baca Lainnya :
- Edisi 6 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 8-100
- Edisi 4 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 6-7 (Bagian 1)0
- Edisi 3 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 1-5 (Bagian 2)0
- Edisi 2 Kajian Tafsir Tartibun Nuzul | Quran Surat Al Alaq Ayat 1-5 (Bagian 1)0
“Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada
Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha
Terpuji.” (QS Fathir (35) : 15)
Ibnu Katsir rahimahullaahu ta’ala berkata,
أي : هم محتاجون إليه في جميع
الحركات والسكنات، وهو الغني عنهم بالذات; ولهذا قال
: ( والله هو الغني الحميد
) أي : هو المنفرد بالغنى وحده لا شريك له، وهو
الحميد في جميع ما يفعله ويقوله، ويقدره ويشرعه
“Seluruh makhluk amat butuh pada Allah dalam
setiap aktivitasnya, bahkan dalam diam mereka sekali pun. Secara dzat, Allah
sungguh tidak butuh pada mereka. Oleh karena itu, Allah katakan bahwa Dialah
yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji, yaitu Allah-lah yang bersendirian, tidak
butuh pada makhluk-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah sungguh Maha Terpuji
pada apa yang Dia perbuat dan katakan, juga pada apa yang Dia takdirkan dan
syari’atkan.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/316)
Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ
أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ
رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ
أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ
قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا
“Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu
dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu
bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, tidak akan
menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang
terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat
seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi
kekuasaan-Ku sedikit pun juga.” (HR Muslim no. 2577)
Dalam hadits dikatakan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ قَالَ لِى
أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ. وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : يَمِينُ اللَّهِ مَلأَى لاَ يَغِيضُهَا
سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُذْ خَلَقَ
السَّمَاءَ وَالأَرْضَ فَإِنَّهُ لَمْ يَغِضْ مَا فِى يَمِينِهِ
“Allah Ta’ala berfirman padaku, ‘Berinfaklah
kamu, niscaya Aku akan berinfak (memberikan ganti) kepadamu.’ Dan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak
pernah berkurang walaupun mengalir siang dan malam. Adakah terpikir olehmu,
sudah berapa banyakkah yang diberikan Allah sejak terciptanya langit dan bumi?
Sesungguhnya apa yang ada di Tangan Allah, tidak pernah berkurang karenanya.” (HR
Bukhari, no. 4684; Muslim, no. 993)
Ibnu
Taimiyyah rahimahullaahu ta’ala berkata :
وَالْعَبْدُ كُلَّمَا كَانَ
أَذَلَّ لِلَّهِ وَأَعْظَمَ افْتِقَارًا إلَيْهِ وَخُضُوعًا لَهُ: كَانَ أَقْرَبَ
إلَيْهِ، وَأَعَزَّ لَهُ، وَأَعْظَمَ لِقَدْرِهِ، فَأَسْعَدُ الْخَلْقِ:
أَعْظَمُهُمْ عُبُودِيَّةً لِلَّهِ. وَأَمَّا الْمَخْلُوقُ فَكَمَا قِيلَ: احْتَجْ
إلَى مَنْ شِئْتَ تَكُنْ أَسِيرَهُ، وَاسْتَغْنِ عَمَّنْ شِئْتَ تَكُنْ نَظِيرَهُ،
وَأَحْسِنْ إلَى مَنْ شِئْت تَكُنْ أَمِيرَهُ
“Seorang hamba semakin menghinakan diri kepada
Allah dan semakin menunjukkan kebutuhan dan ketundukan kepada-Nya maka semakin
dekat dengan-Nya, semakin mulia di sisi-Nya, juga semakin tinggi kedudukannya.
Hamba yang paling berbahagia adalah yang paling besar penghambaannya kepada
Allah. Adapun kepada sesama makhluk, maka sebagaimana dikatakan, ‘Butuhlah
engkau kepada siapa yang engkau kehendaki, tentu kau akan menjadi tawanannya.
Cukupkanlah dirimu (tanpa membutuhkan) dari siapa yang engkau kehendaki maka
engkau akan setara dengannya. Berbuatlah baik kepada siapa yang engkau sukai
maka engkau akan menjadi pemimpinnya’.” (Majmu’ Fatawa 1/39)