KEJAHATAN PERTAMA YANG DILAKUKAN OLEH SEORANG HAMBA ALLAH & MENJADI MUSUH TERBESAR DALAM PERADABAN MANUSIA
Kejahatan yang paling pertama dan terbesar yang dilakukan oleh seorang hamba Allah yang dimuliakan adalah ketika Allah mengujinya dengan kalimat :
“ Bersujudlah kalian semua kepada Adam..???
واذ فلنا للماكة اسجدوا الدم..؟؟؟
maka bagi mereka yang mau mendengar (perintah-Nya), melihat dengan hatinya dan menggunakan akal pikirannya dengan jernih mereka bersujud dengan segenap jiwa raganya.
فسجدوا...
Tetapi bagi mereka yang tidak mau mendengar dan hanya melihat dengan kasat matanya sosok seorang Adam, tidak menggunakan akal sehatnya dengan hati yang jernih bahkan mengganggap dirinyalah yang paling hebat,merasa paling berilmu, merasa paling taat, merasa paling lama melaksanakan pengabdian kepada Allah daripada Adam.
الا الآيس.. إلى واستكبر..
Padahal semua itu hanya ujian kepada semua makhluk ciptaan-Nya agar mau mendengarkan apa yang Allah perintahkan bukan malah membandingkan tentang siapa dirinya dengan makhluk yang lain.
Disinilah ketakaburan iblis (ابى واستكبر( merasa lebih besar sehingga terlaknat menjadi golongan orang-orang kafir dan menjadi penduduk neraka kekal selamanya.
Padahal sesungguhnya kebesaran dan kemuliaan itu hanya milik Allah semata jika Allah berkehendak semua apa yang ada pada setiap makhluk itu akan Allah ambil kembali tanpa akan merugikan sedikitpun bagi Allah.
Semua itu hanya titipan semata sebagai pelengkap dan kesempurnaan dalam penciptaan agar digunakan untuk menjadi jalan ketaatan dan pengabdiannya kepada Tuhan-Nya.
Bahkan Adam sendiri setelah didaulat sebagai seorang khalifah (imamnya seluruh makhluk) dan setelah diajarkannya tentang berbagai macam ilmu pengetahuan melebihi keilmuan seluruh makhluk ciptaan-Nya, beliau terpeleset dengan kelebihannya itu sehingga tergoda oleh rayuan syetan laknatullah dengan melanggar perintah Allah untuk tidak boleh mendekati pohon khuldi (pohon kekekalan) tempat bermukimnya kejahatan.
Pada dasarnya iblis dan Adam pada awalnya adalah sama-sama sebagai hamba Allah yang taat dan sama-sama melakukan kesalahan dengan melanggar perintah Allah.
Namun yang membedakan antara iblis laknatullah dan Adam ‘alaihisalam adalah iblis dengan kesalahannya dengan kesombongannya tidak mau memohon ampunan dan tidak mau bertaubat untuk sujud kepada Adam atas dasar perintah Allah sehingga digolongkannya menjadi orang-orang kafir.
Sementara Adam ‘alaihisalam ketika berbuat salah beliau menyadari telah berbuat zhalim dan memohon ampunan-Nya serta segera bertaubat kembali kepada-Nya sehingga digolongkannya menjadi golongan orang-orang mu’min yang taat
Disinilah Furqon pertama yang menjadi pemisah antara dua dimensi yang berbeda antara Haq dan Bathil antara Kebenaran & Kejahatan antara Api dan Tanah antara Neraka & Sorga, antara Kesengsaraan dan Kenikmatan, antara Kemaksiatan (dosa) dan Kemaslahatan (kebaikan) keduanya terlarang untuk bersatu dan wajib berpisah selamanya antara satu dengan yang lainnya harus saling bermusuhan.
Adam ‘alaihisalam diampuni taubatnya dengan diturunkan kebumi dengan dibekalinya buku petunjuk (Al-Huda) agar bisa menjalani kehidupan dan kenikmatan walau hanya sementara serta terbebas dari berbagai macam kekhawatiran (pesimis) & kesedihan (putus asa) sebagai sangksi hukuman setelah melakukan pelanggaran disorga agar bisa kembali kepada-Nya dan menuju kenikmatan kembali disorga-Nya yang abadi.
Sementara iblis laknatullah akan terus abadi untuk menjauhkan petunjuk-Nya (Al-Huda) agar jangan sampai dibaca, dipelajari, dipahami apalagi diamalkan oleh Bani Adam (keturunannya) sehingga kebanyakan manusia akan selalu hidup dalam kekhawatiran (pesimis) dan kesedihan (putus asa) serta terombang-ambing dalam ke-ragu-raguan dan kesesatan yang senantiasa dibisik-bisikan oleh syetan-syetan yang menjadi para pengikutnya iblis laknatullah untuk untuk menjauhi pedoman hidupnya yang seharusnya dia (manusia) teggakkan.
Dengan semakin gencarnya syetan menggoda untuk menjauhkan manusia dari Allah, dan orang yang mengaku berimanpun semakin lalai terhadap petunjuknya yang seharusnya dia baca berulang-ulang (tilawah & tadarus) setiap saat dan akhirnya menjadi ragu juga mendustakan ayat-ayatNya dengan nyata sehingga dia digolongkan menjadi orang-orang musyrik & munafik.
Na’uudzu billaahi mindzaalik.

Komentar