Ceria Bahagia di Bulan Rabiul Awwal
Maulid Nabi Terkasih

By Redaksi 27 Sep 2023, 08:16:49 WIB Sirah Nabawiyah
Ceria Bahagia di Bulan Rabiul Awwal

Keterangan Gambar : Gambar hanya ilustrasi


Hadirnya rasa Bahagia dengan lahirnya Baginda Nabi, beliau telah membangun Madinah yang hingga kini menjadi Ibukota Peradaban Islam, tetap merupakan hal penting untuk dihayati. Beberapa penjelasan di bawah ini bisa menjadi bahan perenungan kita.

 

Disebutkan dalam Riwayat yang shohih, bahwa:

Baca Lainnya :

 

فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ

Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya, "Apa yang telah kamu dapatkan?" Abu Lahab berkata."Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah." (HR. Bukhory No. 4711)

 

Dalam syarah disebutkan:

 

وفي الحَديثِ: أنَّ اللهَ قدْ يُعطي الكافِرَ عِوَضًا مِن أعمالِه التي مِثلُها يكونُ قُربةً لأهلِ الإيمانِ باللهِ تعالَى.

Pelajaran dalam hadits ini adalah: Sesungguhnya Allah memberikan kepada orang kafir, sebagai kompensasi atas amalnya yang seperti itu, karena kedekatannya kepada Ahlul Iman.

 

Al-Hafiz Ibnu Hajar Al Asqolani menuliskan dalam kitabnya Fathul Bari:

 

إن الرائي له هو أخوه العباس وكان ذلك بعد سنة من وفاة أبي لهب بعد وقعة بدر ، وفيه أن أبا لهب قال للعباس : إنه ليخفف علي في مثل يوم الاثنين قالوا : لأنه لما بشرته ثويبة بميلاد ابن أخيه محمد بن عبد الله أعتقها من ساعته فجوزي بذلك لذلك 

Artinya: “Bahawasanya lelaki keluarga Abu Lahab yang melihat di dalam mimpi itu ialah Al-Abbas bin Abdul Mutholib. Adalah kejadian itu setahun selepas kematian Abu Lahab. Dan di dalam mimpi itu Abu Lahab berkata kepada Al-Abbas sungguhnya diringankan ke atasku pada setiap hari Senin. Berkata mereka itu : Yang demikian itu adalah karena pada ketika Tsuwaibah membawa khabar gembira kepada Abu Abu Lahab tentang kelahiran anak saudaranya (yakni Muhammad bin Abdullah)  lalu Abu Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah pada saat itu juga. Lalu dibalas yang demikian itu sebab memerdekakannya itu.”

 

قلت – أي الحافظ ابن حجر - : وتتمة هذا أن يقع التفضل المذكور إكراما لمن وقع من الكافر البر له ونحو ذلك . والله أعلم " انتهى.

فتح الباري " (9/145-146)

 

Aku berkata – Yakni Al Hafizh Ibnu Hajar – kelanjutan penjelasan ini, bahwa keutamaan tersebut di atas terjadi diberikan kepada orang kafir, karena adanya rasa (gembira) memulyakan (kelahiran Nabi) sebagai kebaikan kepadanya, Wallohu A’lam.

 

Al-Imām al-āfiz Shams al-Dīn Ibnu Nāir al-Dīn al-Dimashqī al-Shāfiʿī (w.842H) - salah seorang ulama’ hadith terkenal di Damsyik, Syam (Syria) pada zamannya. Beliau menjadi “Al-Shaykh” di Dār al-Hadith al-Ashrafiyyah pada tahun 837 Hijrah.

 

Beliau menyebut di dalam kitabnya: “Mawrid al-ādī fī Mawlid al-Hādī”

 

قَدْ صَحَّ أَنَّ أَبَا لَهـَبٍ يُخَفَّفُ عَنْهُ عَذَابُ النَّارِ فِي مِثْلِ يَوْمِ الْاِثْنَيْنِ لِإِعْتَاقِهِ ثُوَيْبَةَ سُرُورًا بِمِيلَادِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Telah sahih [riwayat] bahawa sesungguhnya Abu Lahab diringankan ke atasnya ‘azab Neraka pada setiap hari Senin karena dia pernah membebaskan Thuwaybah lantaran gembira dengan kelahiran Nabi shollallahu alaihi wasallam.” Kemudian beliau melantunkan syair berikut:

 

إِذَا كَانَ هٰذَا كَافِرٌ جَاءَ ذَمُّهُ وَتَبَّتْ يَدَاهُ فِي الْجـَحِيمِ مُخَلَّدَا

Sekiranya si kafir ini (Abu Lahab) yang sangat tercela dan kebinasaan bagi kedua-dua tangannya lagi kekal di neraka;

 

أَتَى أَنَّهُ فِي يَوْمِ الْاِثْنَيْنِ دَائِمًـا يُخَفَّفُ عَنْهُ لِلسُّرُورِ بِأَحْمَدَا

setiap hari senin diringankan siksanya sebab ia bergembira dengan lahirnya Ahmad (Rasulullah shollallahu alaihi wasallam)

 

فَمَا الظًّنُّ بِالْعَبْدِ الَّذِي طُولَ عُمْرِهِ بِأَحْمَدَ مَسْرُورًا وَمَاتَ مُوَحِّدَا

Maka apakah sangkaanmu dengan seorang hamba yang sepanjang umurnya bergembira dengan [kelahiran/ kedatangan] Ahmad (Rasulullah shollallahu alaihi wasallam) dan mati sebagai seorang yang mentauhidkan Allah? [pastinya lebih besar ganjarannya di sisi Allah].

 

 وَقَالَ الْبَيْهَقِيُّ: مَا وَرَدَ مِنْ بُطْلَان الْخَيْر لِلْكُفَّارِ فَمَعْنَاهُ أَنَّهُمْ لَا يَكُون لَهُمْ التَّخَلُّص مِنْ النَّار وَلَا دُخُول الْجَنَّة، وَيَجُوز أَنْ يُخَفِّف عَنْهُمْ مِنْ الْعَذَاب الَّذِي يَسْتَوْجِبُونَهُ عَلَى مَا اِرْتَكَبُوهُ مِنْ الْجَرَائِم سِوَى الْكُفْر بِمَا عَمِلُوهُ مِنْ الْخَيْرَات. 

Keterangan-keterangan yang menjelaskan gugurnya kebaikan dari orang kafir, maksudnya adalah bahwa mereka tidak akan selamat dari neraka dan tidak akan masuk surga, tapi boleh saja siksaan mereka diringankan terhadap dosa-dosa yang dilakukan selain kekafiran, sebab amal kebaikan yang mereka lakukan.

 

_________________________________________________________________ 

Rujukan:

https://www.islamweb.net/ar/library/content/130/207/

https://dorar.net/hadith/sharh/4227

perbedaan pendapat bisa terjadi atas hal ini, ihat

هل ثبت شيء عن تخفيف العذاب في النار لأبي لهب ؟ - الإسلام سؤال وجواب (islamqa.info)