- Kegiatan Seru untuk Gantikan Waktu Bermain Game Anak
- Berita Pergerakan Hamas Terbaru: Apa yang Perlu Anda Ketahui
- Strategi Affiliate Marketing untuk Monetisasi Blog Anda
- Strategi Terbaik untuk Monetisasi Blog Anda
- Mainan Kreatif yang Mengasah Imajinasi Anak
- Membedah Keakuratan Data Quick Count Pilkada 2024
- Makanan Berserat Tinggi: Rekomendasi untuk Anak yang Susah Makan
- Menulis untuk Kesehatan Mental
- Review: Minuman Herbal untuk Menjaga Kesehatan Tubuh
- Makanan Organik vs. Konvensional: Mana yang Terbaik?
Dahsyatnya Kekuatan Sedekah

Keterangan Gambar : Hanya ilustrasi
Dimanakah letak kedahsyatan
hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut:
Tatkala Allah SWT
menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung
dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para
malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka
bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih
kuat dari pada gunung?" Allah menjawab, "Ada, yaitu
besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika
dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari
besi).
Baca Lainnya :
Para malaikat pun kembali
bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih
kuat dari pada besi?" Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada,
yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan
mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para
malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih
kuat dari pada api?"
Allah yang Mahaagung
menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat
apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air). "Ya Rabbi
adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali
bertanya para malaikta.
Allah yang Mahatinggi dan
Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di
samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma
menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau
mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena
dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat
dahsyat). Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah
sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"
Allah yang Mahagagah dan
Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam
yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak
mengetahuinya."
Artinya, orang yang paling
hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi
tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih,
tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang
lain.
Inilah gambaran yang Allah
berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan
dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena
naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan,
penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik
untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang
bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita
lakukan itu berupa kebaikan.
Karenanya, tidak usah heran,
seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas adalah orang-orang yang mempunyai
kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah,
yaitu rindu pujian dan penghargaan.
Apalagi kedahsyatan seorang
hamba yang bersedekah dengan ikhlas? Pada suatu hari datang kepada seorang
ulama dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di
kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar
biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bis antar kota beberapa
hari sebelumnya. Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah,
bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan
para penumpang yang duduk di kurs-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan
bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yang selamat,
bahkan tidak terluka sedikit pun. Mereka itu, ya kedua akhwat itulah. Keduanya
mengisahkan kejadian tersebut dengan menangis tersedu-sedu penuh syukur.
Mengapa mereka ditakdirkan
Allah selamat tidak kurang suatu apa? Menurut pengakuan keduanya, ada
dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu, yakni ketika hendak berangkat
mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu
melafazkan zikir. Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa
inilah sebagian dari fadhilah (keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan
balasannya disaat-saat sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah
disangka-sangka.
Allah Azza wa Jalla adalah
Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada
kita yang pada hampir setiap desah nafas selalu membangkang terhadap
perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya,
toh Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira.
Segala amalan yang kita
perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya akan terpulang kepada kita.
Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada dalam genggaman kita
dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari
Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada
lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an
semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan
pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.
Dari pengalaman kongkrit
kedua akhwat ataupun kutipan hadits seperti diuraikan di atas, dengan penuh
kayakinan kita dapat menangkap bukti yang dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya,
bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan ikhlas,
niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya.
Inilah barangkali kenapa
Rasulullah menyerukan kepada para sahabatnya yang tengah bersiap pergi menuju
medan perang Tabuk, agar mengeluarkan infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu
Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW, "Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah seupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui,"
demikian firman-Nya (QS. Al-Baqarah [2] : 261).
Seruan Rasulullah itu
disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan menyerahkan empat ribu dirham
seraya berkata, "Ya, Rasulullah. Harta milikku hanya delapan ribu dirham.
Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan keluargaku, sedangkan empat ribu
dirham lagi aku serahkan di jalan Allah."
"Allah memberkahi apa
yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan," jawab Rasulullah.
Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. "Ya, Rasulullah. Saya
akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum
mempunyainya," ujarnya. Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya
memiliki empat dirham. Ia pun segera menyedekahkan satu dirham waktu malam,
satu dirham saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham
lagi secara diam-diam.
Mengapa para sahabat begitu
antusias dan spontan menyambut seruan Rasulullah tersebut? Ini tiada lain
karena yakin akan balasan yang berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan
Allah dan Rasul-Nya. Medan perang adalah medan pertaruhan antara hidup dan
mati. Kendati begitu para sahabat tidak ada yang mendambakan mati syahid di
medan perang, karena mereka yakin apapun yang terjadi pasti akan sangat
menguntungkan mereka. Sekiranya gugur di tangan musuh, surga Jannatu na'im
telah siap menanti para hamba Allah yang selalu siap berjihad fii sabilillaah.
Sedangkan andaikata selamat dapat kembali kepada keluarga pun, pastilah dengan
membawa kemenangan bagi Islam, agama yang haq!
Lalu, apa kaitannya dengan
memenuhi seruan untuk bersedekah? Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala
dan pelipat ganda rizki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada
tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan
membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah! Sungguh, betapa
dahsyatnya kekuatan sedekah itu.
sumber: yatim-piatu.com
