Keluarga merupakan sebuah
lembaga atau institusi dimana disana akan menjadi wadah untuk lahir dan
tumbuhnya bani-bani Adam, yang kelak diharapkan menjadi generasi penerus
estafeta perjuangan dalam rangka mewujudkan tegakknya kalimah Allah di muka
bumi. Di dalam keluargalah seorang anak akan di didik serta di tempa
untuk menjadi para mujahid wal mujahidah yang tangguh dan taat. Yang
senantiasa ingat serta beribadah hanya pada Allah semata.
Hal ini sudah menjadi tugas dan
tanggung jawab setiap mukmin yang telah sama-sama komitmen untuk membangun
sebuah lembaga kecil yang disebut keluarga.
Karena
itu, jagalah diri serta keluarga anda dari jilatan siksa api neraka.
Teguhkanlah hati anak-anak anda kelak untuk senantiasa mengingat, menyembah
serta mengabdi hanya pada Allah selama-lamanya.
Allah SWT.
berfirman :
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
”Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At
Tahrim 66 : 6)
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَآءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ ٱلْمَوْتُ إِذْ قَالَ
لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنۢ بَعْدِى قَالُوا۟ نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ
ءَابَآئِكَ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ إِلَٰهًا وَٰحِدًا وَنَحْنُ
لَهُۥ مُسْلِمُونَ
”Adakah
kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab:
"Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan
Ishaq, Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. (QS. Al
Baqarah, 2 : 133)
Keluarga
yang ideal adalah yang senantiasa berlandaskan atas iman dan takwa alallah.
Tanpa di dasari oleh keimanan dan ketakwaan pada Allah, maka niscaya keluarga
tersebut akan menjadi simpang siur, tak tentu arah dan tujuan, tak memiliki
petunjuk serta pedoman di dalam mengelolanya.
Selain
dari itu, keluarga yang ideal adalah keluarga yang mampu menjelma menjadi
sebuah lembaga kecil yang berfungsi sebagai wadah untuk mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta, menjadi pusat pembinaan intelektual, emosional serta spiritual para
penghuninya, yang didalamnya senantiasa dilakukan berbagai pengembaraan
ruhaniah pada Robbnya. In sya Allah, bila ini senantiasa dilakukan, maka
niscaya keluarganya akan mendapatkan ketentraman serta kedamaian hati. Sekuat
apapun badai rintangan yang datang bertamu padanya, akan dapat disikapi dengan
lapang dada, penuh kesabaran dan keikhlasan. Karena ia yakin, bahwa hidup ini
adalah sebuah skenario besar yang telah di tentukan oleh Sang Maha Pencipta.
Allah-lah yang telah menciptakan dirinya, maka tentunya Allah jualah yang tahu
benar apa yang terbaik bagi dirinya.
Hal tersebut di atas, akan menjadi modal kesuksesan seseorang di dalam membentuk sebuah keluarga yang sakinah (menenteramkan hati), mawaddah (penuh cinta), dan rahmah (penuh kasih sayang).
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا
لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى
ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
”Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tenteram disampingnya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar
Ruum : 21)
Komentar