Terbit

Terbenam

icon

Persaudaraan Yang Mendatangkan Rahmat Allah

img
Nasihat Singkat
24 Januari 2024
Persaudaraan Yang Mendatangkan Rahmat Allah

Allah SWT berfirman:

 

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (QS. Al ujurāt 49 : 10)

 

Makna “Inna maa” pada kalimat di atas artinya bahwa Kekuatan Persaudaraan Orang yang Beriman terikat dengan sumpah yang Allah azamkan. Oleh karena itu, Allah perintahkan dalam ayat tersebut penekanannya adalah agar setiap orang yang beriman agar selalu menjaga kebaikan dan bisa menjaga perdamaian dengan saudaranya yang seiman, jangan sampai terjadi perselisihan apalagi sampai terjadi pertikaian (berkelahi) dan jika sampai terjadi pertikaian maka hendaklah segera berdamai.

 

Berdamai dalam arti harus bisa mendatangkan kebaikan pula. Kebaikan (ishlah) yang dimaksud adalah bukan hanya memberikan kedamaian saja tetapi juga harus bisa melahirkan kebaikan yang sejati, yaitu kebaikan yang tidak menimbulkan rasa dendam, dan embel-embel yang lain, kebaikan yang akan mengembalikan seseorang kepada kemuliaan dihadapan Allah azza wa Jalla.

 

Tingkat kebaikan yang dilandasi keimanan yang benar seperti inilah yang akan menghantarkan seseorang kepada derajat ketaqwaan.

 

Kebaikan yang menghantarkan seseorang kepada derajat ketaqwaan adalah memberikan sesuatu apa yang dia cintai seperti halnya dia mencintai dirinya sendiri.

 

Sabda Nabi Saw:

 

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45)

 

Dengan dasar keimanan yang benar akan berbuah persaudaraan yang benar, dan andaikan teruji dengan kekhilafan dan atau kesalahan, maka imannya akan menghantarkan dirinya kepada ketaqwaan (hanya takut kepada Allah), sehingga turun Rahmat Allah.

 

Dasar keimanan yang benar itu syaratnya ada 3:

1.    Aqdu bilqalbi, artinya Hati yang terikat dengan janji kepada Allah & Rasul-Nya.

2.    Aqraru billisaani, artinya diucapkan dengan lisan sebagai bukti ketulusan hati dengan dua kalimat syahadat.

اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد الرسول الله

“Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.

 

Persaksian janji suci kalimat pertama yang diikrarkan tersebut adalah bukti pengabdian seorang hamba kepada penciptanya yang akan tetap setia hati untuk melaksanakan seluruh pengabdiannya (ibadah) dalam rangka menjalankan syariat-Nya atas semua Perintah dan Larangan-nya hingga ajal menjemputnya.

 

Persaksian janji suci kalimat kedua yang diikrarkan tersebut adalah bukti pengakuan terhadap para Utusan Allah (wakil Allah di bumi) sebagai seorang pemimpin (khalifah fil ardhi) untuk menjalankan syari’at-Nya.

 

3.    Amalu bil arkaani, yakni diamalkan dengan perbuatan sebagai bukti janji setia seseorang dalam menunaikan serta memenuhi kesempurnaan imannya.

 

Dengan demikian andaikan setiap orang yang mengaku beriman memahami keyakinannya seperti yang seharusnya, maka persaudaraan diantara sesama muslim itu akan berbuah kebahagiaan yang sejati karena didalamnya ada berkah rahmat Allah.

 

Mari kita perbagus serta perbaharui hubungan kita pada saudara-saudara kita, keluarga kita, handai taulan yang dekat maupun yang jauh, bahkan pada siapa saja yang berseberangan (beda pemahaman) dengan kita, tetaplah tersenyum manis, tetap saling bertegur sapa dan bertawashu (saling mewasiatkan) tentang kebaikan dunia dan akhirat.

 

Dari semua ikhtiar itu, harapan besarnya adalah agar bisa meningkatnya intensitas serta kualitas keimanan kita semaksimal mungkin, meskipun mungkin belum bisa sampai ke titik kesempurnaan. Dengan membangun persaudaraan yang dilandasi keimanan yang benar, niscaya akan terjalin hubungan bathin yang tidak akan terpisahkan, karena dilandasi oleh ikatan keimanan yang benar. In sya Allah.

 

Baarakallaahu fiihil qur’anul mubiin.

quote
Hiduplah di dunia seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhirat seolah-olah kamu akan mati besok.

- Ali bin Abi Thalib RA

Komentar

Tuliskan komentar